Skip to content Skip to left sidebar Skip to right sidebar Skip to footer

Kementan Serahkan Bantuan RJIT, Pemkab Lombok Utara Beri Atensi Lebih Sektor Pertanian

GANGGA, Prokopim Setda KLU – Air menjadi kebutuhan mendasar dan vital bagi keberlangsungan aspek-aspek penopang kehidupan manusia, termasuk sektor pertanian. Oleh karena itu, sumber dan denyut aliran air tidak boleh terganggu sama sekali. Pasalnya tanpa pasokan air yang cukup, mustahil petani dapat mengembangkan budidaya pertanian, peternakan dan perikanan. Irigasi, embung, dan optimasi lahan menjadi alternatif solusi untuk tetap menjaga ritme sirkulasi sekaligus menjamin ketersediaan air.

Dalam konteks inilah, Pemerintah melalui Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) memberikan Bantuan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT), Irigasi Tersier Pembangunan Embung Pertanian (ITPEP), Irigasi Perpompaan dan Optimalisasi Lahan (IPOL) tahun 2022.

Bantuan secara simbolis diserahkan Bupati Lombok Utara di Halaman Kantor DKPPP setempat, Selasa (17/5). Turut hadir membersamai Kepala Bappeda Parihin S.Sos, Kepala Diskoperindag Drs. Abdul Hamid, Perwakilan Distanbun Provinsi NTB, para Camat dan kelompok tani penerima bantuan.

Bupati Lombok Utara H. Djohan Sjamsu, SH dalam sambutan sebelum penyerahan bantuan mengatakan, bahwa potensi pertanian di Lombok Utara cukup besar namun ihwal yang menjadi pekerjaan bersama terkait manajemen pengelolaan, pemanfaatan maupun pemberian bimbingan dari PPL agar bisa bekerja dengan baik sesuai formula pertanian.

Dalam menunjang pengembangan pertanian di daerah dalam luas, Pemerintah Daerah Lombok Utara telah menjalin kerja sama dengan beberapa bank guna mengatrol percepatan pengembangan peternakan sapi melalui strategi kredit penggemukan.

“Harapkan nantinya kita mampu membantu para petani untuk mengembangkan sektor pertanian selain mendorong membangkitkan perekonomian daerah,” terangnya.

Lebih lanjut bupati menyampakan, dana yang diberikan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian sebesar 2 Milyar lebih khusus dialokasikan guna membantu para petani di antero wilayah KLU.

“Dalam pengerjaannya nanti dilakukan secara swakelola untuk kepentingan kita sendiri, maka tentu mutunya harus terjamin bagus serta kualitasnya tahan lama,” ujar bupati mengingatkan.

Diterangkan Bupati Djohan, bahwa pemerintah daerah memberi perhatian lebih pada sektor pertanian dalam arti luas, mengingat bumi Tioq Tata Tunaq memiliki potensi pertanian yang begitu banyak, seperti kopi, cengkeh, vanilli, bahkan sorghum yang kini telah diekspor ke luar negeri.

Ditambahkan pula, untuk mengantisipasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di KLU, Pemerintah Daerah telah menerbitkan Keputusan Bupati menugaskan pihak-pihak terkait menutup sementara pintu masuk yang dilalui ternak dari luar KLU.

“Hal ini untuk menjaga agar ternak kita tidak tertular penyakit PMK oleh ternak dari luar KLU,” pungkas Djohan.

Pihaknya, masih kata Bupati Lombok Utara dua periode ini, menyambut baik upaya yang dilakukan perangkat daerah yang terkait dalam menjaga dan mengantisipasi penularan PMK.

“Pos penjagaan akan bekerja mulai besok hari Rabu dengan lokasi di tiga titik pintu masuk di KLU,” pungkasnya.

Sementara Kepala DKPPP Tresnahadi, S.Pt menyampaikan, RJIT menjadi faktor penting dalam pengembangan usaha tani karena memiliki dampak langsung terhadap peningkatan luas areal tanam. Sehingga kegiatan RJIT diarahkan fokus pada jaringan irigasi tersier yang mengalami kerusakan. Jaringan yang terhubung dengan jaringan primer dan jaringan sekunder. Sedangkan irigasi perpompaan lebih konsen pada sistem irigasi dengan menggunakan pompa air yang didistribusikan melalui saluran terbuka dan tertutup.

“Optimalisasi lahan ini dengan memanfaatkan setiap lahan yang tersedia terutama pada lahan kering secara maksimal, dengan memaksimalkan penggunaan air secara efektif dan efisien, sehingga dapat menjadi lahan usaha tani yang lebih produktif,” tandasnya.

Menurutnya, sumber pembiayaan bantuan tersebut dari DIPA/POK dana Tugas Pembantuan (TP) dengan mekanisme alokasinya diserahkan langsung kepada masyarakat dalam bentuk uang.

Kata Tresnahadi, Pemerintah Daerah KLU melalui Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) selama ini diakuinya cukup aktif dalam memastikan peningkatan ketersediaan air lahan-lahan pertanian di KLU.

“Tercatat sepanjang tahun 2019 hingga 2021 bantuan selalu diberikan kepada kelompok tani yang tersebar di seluruh wilayah KLU,” tutur mantan Camat Kayangan ini.

Pada tahun anggaran 2019 hingga 2021, bebernya, DKP3 telah menyalurkan bantuan RIJT kepada 72 kelompok tani, irigasi perpompaan 7 kelompok tani, embung 12 kelompok tani, serta optimasi lahan yang baru mulai diprogramkan saat ini sudah direncanakan untuk lahan 1000 hektar, tapi baru dilaksanakan di lahan seluas 200 hektar.

Jenis bantuan yang diberikan, sebutnya mantan Kabag Pemerintahan Setda KLU ini, berupa rehabilitasi jaringan Irigasi tersier, pembangunan embung pertanian, irigasinperpompaan besar dan optimalisasi lahan kering, dengan anggaran senilai Rp. 2.621.000.000.

“Bantuan ini kami harapkan dapat memecahkan masalah kekurangan ketersediaan air yg dibutuhkan dalam usaha tani, sehingta mesti dirawat, d isamping digunakan seoptimal mungkin untuk meningkatkan produksi pertanian,” tutupnya. (den/djn)

0 Comments

There are no comments yet

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *