Skip to content Skip to left sidebar Skip to right sidebar Skip to footer

Rembuk Stunting, Bupati Djohan Sebagai Upaya Pencegahan Dan Penurunan Terintegrasi 

Tanjung, Prokopim Setda KLU- Sebagai upaya dalam mempercepat perbaikan gizi guna mewujudkan KLU Bebas Stunting, Pemerintah melakukan Rembuk Stunting guna  percepatan penurunan stunting dan menetapkan target penurunan prevalensi  di daerah. Kegiatan ini sendiri dibuka oleh Bupati Lombok Utara H. Djohan Sjamsu, SH bertempat di Aula kantor bupati (28/9).Hadir pula Wakil Bupati Yang juga Ketua Penanggulangan Stunting KLU Danny Karter Febrianto R, ST., M.Eng, Para Kepala OPD, Tim percepatan penurunan stunting Provinsi NTB, Camat, Kepala Desa Se-KLU, Serta undangan lainnya.

Kadis Kesehatan KLU dr. H Abdul Kadir melaporkan stunting merupakan kondisi gagal tumbuh kembang bagi balita dikarenakan kekurangan gizi yang berkepanjangan, stunting memiliki dampak terganggunya perkembangan otak dan kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik dan metabolisme dan jangka panjang dari dampak stunting ialah menurunnya perkembangan kognitif otak serta dapat menyebabkan diabetes dan hipertensi.

Prevalensi stunting pada awal tahun 2022 adalah 26,22 persen dan pada Bulan September tahun 2022 mengalami penurunan menjadi 22,08 persen. 

Adapun rembuk stunting diikuti oleh 120 peserta yang terdiri dari SKPD terkait,camat,desa serta unsur lainnya.

“Stunting merupakan tugas besar bersama, maka diperlukan aksi dan komitmen dari seluruh peserta dalam membantu melakukan percepatan penurunan stunting di KLU,”ujarnya.

Sementara itu Bupati Djohan menyampaikan persoalan stunting tidak boleh dianggap remeh dikarenakan dapat berdampak pada keberhasilan pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan kualitas sumber daya manusia.

“Menjadi tantangan masa depan anak cucu kita sebagai generasi penerus pembangunan, guna mewujudkan KLU menjadi kabupaten yang inovatif, sejahtera dan religius,”tuturnya.

Permasalahan yang banyak muncul di sekitar yaitu masalah kemiskinan, rendahnya tingkat pendidikan, belum merata akses sosial hingga masalah kesehatan, tingginya angka prevalensi stunting yang mencapai 22,94 persen atau sebanyak 5.383 anak, sesuai hasil data e-PPGBM bulan Agustus tahun 2022 dengan jumlah keluarga beresiko stunting mencapai 29.637 keluarga pada tahun 2021.

“Saya mengajak kepada semua pihak untuk meningkatkan perhatian terhadap percepatan penurunan stunting didaerah ini secara terintergrasi baik di tingkat kabupaten maupun desa dengan menguatkan peran serta kemandirian keluarga dan lingkungan masyarakat,”pungkasnya.

Dengan kekuatan sumber daya manusia yang dimiliki oleh Kabupaten Lombok Utara, kita harus optimis bahwa target nasional percepatan penurunan stunting 14 persen di tahun 2024 bisa di raih, dengan semangat yang terdapat dalam semboyan KLU yakni Tioq Tata Tunaq semangat kebangkitan menuju daerah  yang bebas stunting.

“Membutuhkan rasa peduli dan tanggung jawab bersama terhadap kasus stunting atau faktor pendukung lainnya seperti pernikahan usia anak, anak putus sekolah dan kasus lainnya,”katanya 

Semangat memajukan daerah tercinta dibidang kesehatan, ekonomi, pendidikan, kebudayaan dan bidang lainnya yang menyongsong masa depan anak cucu kita yang siap berkarya dan berinovasi sesuai dengan perkembangan teknologi dan informasi.

“Momentum ini diharapkan menjadi daya dorong yang besar untuk melahirkan komitmen dan kerjasama yang baru bagi percepatan penurunan stunting di Gumi Tioq Tata Tunaq,”tutupnya.

Komitmen Rembuk Stunting, ditandai dengan penandatanganan komitmen bersama oleh bupati, Wabup, Para kepala PD, Camat dan perwakilan desa.(sha)

0 Comments

There are no comments yet

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *