Skip to content Skip to left sidebar Skip to right sidebar Skip to footer

Masyarakat Pesisir Pantai Lempenge Gelar Selamat Labuan

Gangga, Prokopim Setda KLU-Ratusan warga memadati pesisir Pantai Lempenge di Dusun Lempenge, Desa Rempek, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara.dimana warga hadir di pantai  untuk mengikuti prosesi adat Selamatan Labuan. Kegiatan tahunan ini dihadiri Bupati Lombok Utara H. Djohan Sjamsu SH, Wakapolres Lotara Kompol Samnurdin SH, Anggota DPRD KLU Debi Ariawan, Kapolsek Gangga AKP Remanto, Kades Rempek Rodi Artono,tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda serta masyarakat yang berbeda seputaran lempenge (3/8). 

Bupati Djohan menyampaikan Ritual selamat pantai atau labuan sebagai salah satu wujud syukur kepada Allah SWT atas rezeki yang telah diberikan melalui hasil laut. 

Jika kita membayangkan rezeki di laut sangatlah luar biasa oleh karena itu bentuk syukur kita yakni dengan berbuat baik, saling membantu dan bagaimana kita menjaga laut kita sehingga terus memiliki manfaat bagi kehidupan masyarakat secara terus menerus. 

“Prosesi adat ini merupakan salah satu kearifan lokal yang dimiliki masyarakat kita yang ada di pesisir tentunya harus dilestarikan,”tandasnya.

Lebih lanjut kata Bupati selama tiga tahun terakhir pemerintah  terus melakukan iktiar pemulihan pasca gempa dan Covid-19 dimana pembangunan terus dilakukan baik perkantoran,sekolah,infrastruktur jalan. 

“Jika kita ingin melihat daerah kita lebih maju maka harus saling mendukung setiap program yang dijalankan,”tandasnya.

Kades Rempek Rudi Artono menturkan Ritual selamat Labuan merupakan wujud syukur masyarakat atau kelompok nelayan menggantungkan hidup dari hasil melaut.Ritual selamat labuan yang menjadi agenda tahunan masyarakat yang ada di pesisir pantai Lempenge baik yang ada di Desa Rempek, Sambik Bangkol, dan Segara Katon

Ritual adat selamat labuan sebagai warisan leluhur yang diselenggarakan oleh masyarakat secara turun temurun dan sebagai bentuk melestarikan adat istiadat dan kearifan lokal masyarakat yang ada dipesisir pantai lempenge. 

“Dalam tradisi selamat labuan biasanya ada istilah menyawen dimana masyarakat disini selama tiga hari tiga malam tidak boleh melaut sebelum ritual usai,” tuturnya. 

Setelah dilaksanakan acara selamat labuan maka nelayan diperbolehkan melaut dengan harapan mndapatkan hasil tangkapan yang lebih banyak. 

“Kita harapan kegiatan selamat labuan yang diselenggarakan setiap tahunnya bisa menjadi wisata budaya,” harapnya. 

“Untuk masyarakat saya yang ada disini sebagai bentuk syukur tidak cukup dengan acara zikir atau roah labuan saja melainkan terus menjaga kelestarian alam, kebersihan pantai, serta merawat ekosistem yang ada,”imbuhnya.(den)

0 Comments

There are no comments yet

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *