Skip to content Skip to left sidebar Skip to right sidebar Skip to footer

Wabup Danny Buka Sosialisasi Pencegahan Stunting,Stop Narkoba 

Tanjung,Prokopim Setda KLU-Wakil Bupati Lombok Utara Danny Karter Febrianto R, ST., M.Eng membuka Sosialisasi Pencegahan Stunting, Stop Narkoba, Stop Pelecehan Seksual dan Stop Pernikahan Usia dini yang diselenggarakan oleh PGNW bekerjasama dengan BKKBN Provinsi NTB bertempat Pondok Pesantren NW Tanjung (15/11). Kegiatan ini juga dihadiri oleh Ketua Pokja Ketahanan Remaja BKKBN Provinsi NTB Drs. Samsul Anam, M.PH, Ketua Yayasan PP Syech Zainuddin NW Tanjung H. Sulhi Akbar, S.Ag, Camat Tanjung Masjudin Ashari SE., ME, serta undangan lainnya.

Adapun sosialisasi diikuti oleh seluruh guru, para santri dan santriwati.

Dalam sambutan Ketua YPP Syech Zainuddin NW Tanjung Sulhi Akbar menuturkan dengan adanya program full day school di ponpes Zainuddin NW Tanjung, pihaknya telah berusaha untuk ikut berperan mengurangi pernikahan usia anak, melalui kegiatan atau kesibukan pada para santri dan santriwati di sekolah. 

“Mari kita jauhkan diri kita dari narkoba,stunting dengan tidak melakukan pernikahan usia dini, serta menjauhi pelecehan seksual,”katanya.

Sementara itu Plh. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTB Samsul Anam menyampaikan bahwa dukungan dari berbagai stakeholder  sangat berarti dalam mengatasi semua persoalan khusus berkaitan dengan stunting. 

BKKBN telah membuktikan keberhasilan dengan turunnya angka kelahiran guna memastikan agar setiap anak yang lahir mendapatkan perawatan didikan yang terbaik dari orang tua untuk kehidupan yang lebih baik. 

“BKKBN juga membuktikan keseriusan kinerjanya dengan progress penurunan angka stunting sejak 2019 hingga saat ini,”tandasya.

Dimana 40 persen dari pernikahan di NTB telah diawali dengan hubungan seksual pranikah, yang mana menyebabkan banyak faktor penyakit. 

“Hal ini perlu dihindari dan dicegah melalui berbagai program termasuk sosialisasi di lingkungan sekolah,”katanya. 

Dalam pada itu Wabup Danny menyampaikan bahwa kenerja BKKBN memang patut diberikan apresiasi, hal tersebut dapat dilihat dari progres penurunan stunting di NTB khususnya KLU yang dimulai dari tahun 2019 menyentuh angka 33,07 persen meskipun mengalami peningkatan pada 2020 menjadi 33,8 persen dan mulai menurun kembali sejak 2021 menjadi 28,3 persen, selanjutnya pada 2022 menjadi 22,9 persen hingga pada saat ini 2023 menjadi 18,3 persen.

Menekan angka stunting salah satu cara untuk menjaga generasi yang akan datang yang tidak dapat dirasakan efeknya secara langsung dalam waktu 1-2 tahun kedepan, namun dapat di rasakan manfaatnya di masa depan. 

“Ini adalah projek masa depan yang menjadi tanggung jawab kita bersama,” tandasya. 

Lebih Lanjut Kata Danny yang juga Ketua TPPS KLU menjelaskan bahwa pernikahan usia anak menjadi faktor penyumbang terbesar dari lahirnya anak-anak stunting di KLU, hal tersebut dikarenakan usia pernikahan anak belum siap dari faktor fisik dan mentalnya dalam melahirkan dan mengurus anak.

“Saya menginginkan kita semua dapat bergerak bersama sesuai dengan tupoksi kita masing-masing,”tandasnya.

Pondok pesantren dapat berperan untuk memastikan anak-anak agar tidak menikah usia dini sehingga menjadi anak-anak yang nantinya akan menjadi generasi emas yang berperan dalam pembangunan daerah serta mampu berkompetisi dan berdaya saing dengan anak-anak dari negara lain.

“Pesan saya untuk terus motivasi anak-anak untuk bersekolah setinggi-tingginya dan mengejar mimpi sehingga pikiran tentang menikah di usia  dini dapat dialihkan dengan hal-hal positif lainnya,”ucapnya.(sha)

0 Comments

There are no comments yet

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *