Skip to content Skip to left sidebar Skip to right sidebar Skip to footer

Peresmian Masjid Baitul Mughni Ponpes Al-Istiqomah Kapu Dirangkaikan Halal Bihalal

TANJUNG, Prokopim Setda KLU-Bupati Lombok Utara H.Djohan Sjamsu SH bersama Wakil Bupati Danny Karter Febrianto R, ST, M.Eng menghadiri Halal Bihalal dirangkaikan dengan peresmian Masjid Baitul Mughni di kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Istiqomah Kapu Desa Sama Guna Kecamatan Tanjung, Jumat (20/5). Tampak hadir membersamai halal bihalal Direktur Pengembangan Destinasi Wisata Kemenparekraf RI Dr. Wawan Gunawan, S.Sn, MM, Ketua Yayasan Baitul Mugni Jakarta KH. Farouk Sanusi, Lc, Direktur PT. Pandega Desain Weharima (PDW) Jakarta Tio Prasetyo, Ketua MUI KLU TGH. Abdul Karim Abdul Gafur, tokoh agama, tokoh masyarakat dan para undangan lainnya.

Desain bangunan masjid yang diresmikan dirancang khusus oleh PT. PDW tersebut mengetengahkan nilai-nilai lokalitas Lombok dan guyub dibangun secara gotong royong bersama masyarakat sekitar.

Dus, eksplorasi aspek tektonik arsitektur kayu atau sloof menyerupai bangunan tahan gempa adalah titik tolak seluruh proses perancangan konstruksi masjid diadopsi yang terinspirasi dari Rumah Adat Sasak.

Dalam sambutannya Bupati Djohan menyampaikan, bahwa sejak 2018 antero daerah LombokmUtara diuji oleh Allah dengan gempa yang dashyat berdampak menghancurkan rumah-rumah masyarakat, tempat ibadah dan fasilitas umum lainnya. Pembangunan kembali infrastruktur yang telah luluh lantak tersebut sampai sekarang belum tuntas 100 persen. Kemudian disusul dengan pandemi Covid-19 membawa dampak meluluhlantahkan sendi-sendi perekonomian masyarakat.

“Namun ikhtiar terus kita lakukan sedikit demi sedikit permasalahan tersebut mulai kita selesaikan secara bertahap. Sebagai kepala daerah sungguh berbangganya saya pasca gempa bumi puluhan pondok pesantren yang berdiri di KLU tentu hal tersebut membawa berkah bagi daerah,” tuturnya.

Dituturkan pula, hingga sekarang masih banyak sarana ibadah seperti masjid dan lainnya yang belum terbangun di wilayah Lombok Utara. Kondisi ini tentu menjadi tantangan semua pihak sembari berharap semoga semua elemen tetap kuat menghadapi setiap persoalan yang ada.

“Dalam kesempatan ini pula kami menyampaikan terima kasih pada pimpinan Ponpes di KLU yang telah mencetak kader-kader masa depan bangsa,” ungkap Bupati Djohan.

Dikenang bupati, dulu Dusun Kapu tidak dikenal masyarakat luar, tetapi setelah Ponpes Al-Istiqomah berdiri orang luar pun akhirnya banyak yang mengenal Kapu.

“Tentu terkenalnya Ponpes ini menjadi bagian dari terkenalnya daerah kita KLU,” tutupnya.

Sementara Menparekraf RI diwakili Direktur Pengembangan Destinasi Dr. Wawan Gunawan, mengemukakan alasan Kemenparekraf hadir pada peresmian Masjid Baitul Mughni. Pihak Kemenparekraf hadir ebagai wujud apresiasi, lantaran brand NTB terkenal dengan 1000 masjid dan wisata halalnya. Pihaknya pun berkepentingan untuk branding pariwisata, dari pelestarian, pengembangan maupun pemanfaatannya. Kementerian Parekraf berkeinginan bisa mendorong dan mempromosikan masjid sebagai kawasan destinasi berkualitas yang terintegrasi menjadi destinasi berkelanjutan.

“Masjid yang berbahan kayu Baitul Mughni bisa didorong menjadi destinasi wisata kelas dunia. Tapi tentu semua itu terwujud dengan syarat yaitu komitmen semua pihak,” pintanya.

Menurut Wawan, hadirnya pemerintah pusat dan daerah dalam konteks pemberian perhatian serta keberpihakan kepada masyarakat. Perlu terbangun komitmen dalam arti sinergi berbasis inovasi, adaptasi, dan kolaborasi antara pusat dan daerah untuk percepatan pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

Dijelaskannya, Masjid Baitul Mugni memiliki aksesibilitas, amenitas, dan antraksi tinggal bagaimana dikembangkan saja warga pesantren. Terwujudnya semua itu harus dengan kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, serta kerja ikhlas.

“Perlu gerak bersama, gerak cepat dan gali semua potensi lokal yang mampu membuka lapangan kerja,” pesannya.

Kata dia, kehadiran Masjid Baitul Mughni punya nilai spiritual tinggi dan nilai budaya yang luar biasa seraya mengharapkan dapat memberikan keberkahan untuk masyarakat sekitarnya. Terlebih katanya lagi, diawali dengan proses pembangunan secara gotong royong menjadi modal sosial yang penting.

“Jika KLU bisa mengekplor gotong royong ini, maka bisa menjadi destinasi yang bisa dijual pada dunia. Kedepannya bagaimana sapta pesona pariwisata bisa hadir mulai dari aman, nyaman, bersih, sehat, indah, dan ramah-tamah,” harap Direktur Pengembangan Destinasi Kemenparekraf ini .

Prosesi peresmian masjid ditandai penarikan tirai serta penandatanganan Prasasti oleh Yayasan Baitul Mugni. (den_djn)
Foto:den/Prokopim

0 Comments

There are no comments yet

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *